KATA PENGANTAR

Irnantry Miftahudin, S.Pdi 
(Kepala SDIT Raflesia)

Segala puji hanyalah untuk Allah, yang menciptakan, mengatur dan mengendalikan bumi dan alam semesta. Salam dan salawat semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para pengikutnya.


Pendidikan sekolah dasar yang merupakan kelanjutan pendidikan taman kanak-kanak, menempati posisi yang sangat penting dan strategis. Di dalam masa ini diletakkan dasar-dasar pembentukan kepribadian dan pembekalan ilmu-ilmu kehidupan. Memasuki masa-masa kiritis, siswa akan dibentuk atau diwarnai dengan shibghah (celupan) tertentu yang dikehendaki sehingga di masa depan siswa akan menjadi manusia sesuai arahan program yang telah dicanangkan. Pentingnya pendidikan di masa ini telah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya :

Al ‘ilmu fish shighari kan naqsyi fil hajari.
“(Menuntut) ilmu pada masa kecil ibarat mengukir di atas batu.” 
(HR. Baihaqi dan Ath-Thabrani dalam Al Ausath)

Hadits di atas bermakna bahwa penanaman ilmu pada masa kecil (anak-anak) sangatlah penting, karena pada masa itu merupakan fase pembentukan kepribadian dan pembekalan ilmu kehidupan. Pada masa ini anak-anak masih murni dan bersih akal dan hatinya, masih kuat ingatannya, dan masih menyenangkan baginya untuk mempelajari segala sesuatu. Fase ini sangat menentukan, sehingga diibaratkan sebagai “mengukir di atas batu”, yang berarti ilmu yang diberikan akan sangat kokoh menancap dalam benak dan sanubari siswa yang selanjutnya akan dia jadikan pondasi dan bekal hidup di kelak dewasa nanti.
Sehubungan dengan hal ini, Imam Al Ghazali pernah menyatakan: “Cara mendidik anak termasuk hal yang paling penting. Kanak-kanak merupakan amanah bagi ibu bapaknya. Hatinya yang suci bersih merupakan permata yang tak ternilai dan sederhana, luput dari segala ukiran dan gambaran. Tetapi ia dapat menerima segala macam ukiran dan condong kepada setiap yang diajarkan kepadanya. Jika ia dibiasakan dengan kebaikan, maka ia akan menjadi dewasa dan berbahagia di dunia dan akhirat, sedang ibu bapaknya dan guru-gurunya turut merasakan pahala dan ganjarannya. Jika dibiasakan berbuat jahat, maka ia akan sengsara dan binasa. Sedang tanggung jawab itu berada di pundak penanggung atau walinya”. 

Pentingnya pendidikan sekolah dasar dapat dipahami pula dari kenyataan bahwa manusia dilahirkan tanpa membawa pengetahuan apa pun juga. Maka, yang akan mempengaruhi jalan dan orientasi hidupnya adalah pengetahuan – yang terutama diperoleh melalui proses pendidikan -- yang dia diterima dari lingkungannya. Allah SWT dalam hal ini berfirman :

“Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun…” 
(QS An Nahl : 78)

Dalam ayat di atas Allah menerangkan bahwa tatkala lahir, manusia hadir ke dunia dengan tanpa bekal pengetahuan apa pun. Namun demikian, agar manusia dapat hidup untuk memakmurkan bumi, Allah memberikan potensi-potensi dasar pada manusia. Potensi tersebut menurut Syekh Muhammad Muhammad Ismail dalam kitab Al Fikru Al Islamy terwujud dalam dua hal; pertama, akal (daya pikir); kedua, potensi kehidupan (al- thaqatu al-hayawiyah) yang terdiri dari kebutuhan jasmani (al-hajatu al- udhawiyah) dan naluri (gharizah). Lanjutan dari ayat di atas mengisyaratkan sebagian potensi dasar tersebut. Allah SWT berfirman : 

“…dan Dia memberi kalian pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kalian bersyukur.” 
(QS An Nahl : 78)

Potensi-potensi dasar manusia inilah yang dalam sebuah hadits disebut sebagai “fitrah” sebagaimana hadits di bawah ini:

“Setiap anak itu dilahirkan atas suatu fitrah. Bapak ibunyalah yang menyebabkan ia menjadi Yahudi, atau Nasrani, Majusi.” (HR. Muslim)

Jelaslah bahwa kendatipun manusia lahir dalam keadaan tuna ilmu, namun Allah Yang Maha Pemurah telah mempersiapkan baginya potensi-potensi dasar baginya untuk tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan dan mendayagunakan potensi dasar tersebut.
Dari sinilah dapat ditegaskan arti pentingnya pendidikan dasar, yakni merupakan lembaga yang mengarahkan, membimbing, dan membina potensi dasar yang ada pada manusia sesuai dengan ketentuan dan petunjuk wahyu Allah SWT.

Mencermati dan menganalisis kondisi lingkungan di kota Depok dan masa depan generasi bangsa saat ini, SD Islam Terpadu (SDIT) Raflesia merasa terpanggil untuk ambil bagian dalam hal tanggung jawab untuk membentuk anak-anak menjadi pribadi yang kokoh imannya, siap terjun ke masyarakat dari sisi ilmu, keterampilan dan sikap sehingga anak siap menjadi penerus pembangunan bangsa yang berintelektual tinggi, mandiri dengan didasari oleh pondasi keimanan yang islami dan sesuai dengan harapan bangsa.